Di suatu sekolah yang ku anggap tempat di mana aku bisa
mengungkapkan segala ekspresi kehidupan di dalamnya, ternyata sekolah menjadi
tempat yang indah untuk menemukan cerita-cerita indah yang bisa untuk dikenang.
Selain sebagai tempat untuk menemukan segudang ilmu di sekolah juga menjadi
tempat untuk kita menemukan berbagai jenis dan sifat teman yang kita jumpai,
sesosok teman menjadi sebuah keindahan dalam menjalani kehidupan ini, selain
itu di lingkungan sekolah kita juga dapat menemui benih-benih cinta yang akan
tumbuh menjadi indah. Di sini lah ku mulai cerita itu.
Di suatu
kelas yang amat seruh dan mengasikan aku duduk bersama seorang
sahabat yang telah ku kenal kelas sejak kelas 1 SMP yang bernama DENIS Kini kami telah duduk di kelas 2 SMP Negeri 1
SONDER. Aku telah berteman dengannya sejak kelas 1 SMP, entah mengapa di kelas
2 aku sekelas lagi dengannya.
Pada saat pelajaran berlangsung tiba-tiba seorang guru piket telah datang ke
kelas ku. Guru piket itu datang tidak sendirian, tetapi bersama seorang cewe
yang sebelumnya belum aku kenal dan belum juga aku lihat di sekolah ini. Yah,
bisa di anggap cantik lahh cewe itu.
“Yuk!, ada cewe tuuuhhhh” Denis
memberi tahu padaku
“Ya gue juga tau itu cewe, gue masih normal masih bisa bedain cewe sama cowo
kaleee” gurau ku “yeee, biasa
ajah kalee kan gue cuma ngasih tau”
Akhirnya guru piket itu menjelaskan kepada seluruh siswa di kelasku bahwa cewe
yang telah datang bersamanya itu adalah murid baru yang telah mendaftarkan diri
untuk bersekolah di sini.
“Selamat pagi anak-anak” sapaan guru piket itu
“PAGIIIII BUUUU” jawab seluruh siswa di kelas ku
“Oke, pagi ini kalian telah kedatangan siswa baru yang baru saja pindah dari
MANADO, semoga kalian semua bisa berteman dengan baik dengannya”
“Selamat pagi teman-teman, nama ku STEVANI GONI yang baru saja pindah dari
MANADO dari SMP PAX CHRISTI. Semoga teman-teman dapat menerima saya dengan baik
di sekolah ini” sapaan cewe itu memperkenalkan diri
Semua teman-teman kelas ku pun mendengarkan dengan baik sedikit cerita mengenai
sekolahnya di MANADO sebelum ia duduk untuk melanjutkan pelajaran.
“Baiklah anak-anak itulah
sedikit cerita dari Stevani. Semoga Stevani dapat membagi pengalaman baiknya
dengan teman-teman yang ada disini”
“Baik Bu” jawab Stevani singkat
“Yuki, bangku depan kamu ada yang kosong ada yang menempati apa tidak ?”
tiba-tiba guru piket itu bertanya padaku “i..iiya bu, kosong kok bu” jawab ku
ragu-ragu karena dari tadi aku sedang memperhatikan wajah Stevani yang cantik. “Yasudahhh
Stevani duduk di depan Yuki saja. Yuki, kamu jaga Stevani
baik-baik”
“Oke deeehhhhh Bu” jawab ku semangat
Akhirnya Stevani pun jalan menghampiri bangku tempat duduknya yang telah di
tentukan tepatnya didepan tempat dudukku.
“Hai Yuki” sapaan stevani
sambil menyodorkan tangannya padaku
“Hai steva aku panggil kamu steva
aja yah biar lebih akrab. oh iya panggil aja Steva, salam kenal
yahh” aku pun menggapai tangannya
“oh iya kenalkan juga temanku ini namanya Denis” aku sambil
menoleh kepada
Denis
“Hay” Jawab Steva singkat
“hay
juga” jawab Denis
.............
Tak terasa bell istirahat pun berbunyi aku berniat untuk menemui Steva, karena
aku yakin Steva belum mempunyai teman semenjak dia pindah untuk bersekolah
disini semenjak pagi tadi.
Aku pun mengajaknya untuk pergi ke
kantin.
“Steva, kamu nggak ke kantin ??” tanya ku
“engga, aku lagi males ke kantin, boleh nggak aku nemenin kamu istirahat”
“hmm,
boleh kok”
Akhirnya aku pun bercerita panjang lebar bersamanya, menceritakan segala
sesuatu mulai dari sekolah ,teman, dan hal lainnya mengenai suasana dan kondisi
disini. Steva pun juga menceritakan hal serupa kepada ku mengenai suasana dan
kondisi yang ada di SMP nya. Sungguh mengasikan bisa dekat dengan Steva
walaupun baru pertama kali aku dekat dengannya.
................1 BULAN KEMUDIAN ………………….
Tak terasa aku dekat dengan Steva sudah hampir satu bulan
ini aku telah memendam rasa dengannya. Aku pun berharap Steva juga memiliki
rasa yang sama dengan ku, tapi aku belum bisa mengungkapkannya.
“Yuk!, lo suka sama Steva yahh ??”
“Kok loh bisa tahu ??”
“Udah deehh gak usah ngelak gue mah udah tau sikap temen gue sendiri hehehe”
“Oke,thanks bro. Tapi gue lagi bingung niihh gimana caranya gue nembak dia,
lagian gue juga deket sama dia baru
sebulan”
“Yaelah sebulan itu nggak sebentar bro, udah tembak ajah bentar keburu diambil
orang lohh”
“Bener juga tuuhh”
Akhirnya setelah pulang sekolah hari itu sesampainya di rumah aku memikirkan
kata-kata sahabat ku si Denis kalau aku dekat dengan Steva tidak sebentar. Aku
pun berniat untuk menembak Steva. Hingga semalaman aku tidak bisa tidur karena
aku sedang memikirkan Steva. Untuk menghilangkan rasa memikirkan Steva sekitar
pukul 21:00 aku berniat untuk telpon dia, oke aku tau itu udah malam tapi aku
ga bisa tidur kalo ga tau kabar dia, hahaha LEBAY yahhh hehehe.
“Hay Steva”
“Hay juga Yuki”
“Kamu blom tdur jam segini ? Emngnya lagi ngapain ?”
“Hmm blom nih, kamu juga blom tdur ? Aku lagi ada masalah niihh !”
“Loh masalah apa ? cerita ajah
sama aku mungkin aku bisa bantu kamu”
“Oke deh aku bakalan cerita sama kamu, tapi besok yahh
ga enak kalo cerita lewat telpon”
“Yaudah besok cerita ajah di sekolah ? Oke ?”
“Oke! Eh Yuk!, udah dulu yahh udah malem niihh aku mau tidur dulu”
“Hmm oke dehh, met tidur yah Steva GOOD NIGHT hehehehe :D”
“Hehe Night to Yuki J”
Akhirnya aku bisa juga mendengar suara Steva dan sedikit mengurangi rasa rindu
ku ini, tapi kok aku makin gak bisa tidur karena penasaran dengan masalah yang
di alami oleh Steva tadi. Hingga akhirnya aku baru bisa tidur pukul 03:00 dini
hari.
...................
“KRIIIIIINGG KRIIIIIINNGGGG KRIIIIINNGGGG” Jam weker di kamar ku pun
berbunyi sudah saatnya aku bangun dan siap-siap untuk pergi ke sekolah. Memang
cinta itu membuat ku tak terkontrol, akibat aku tidak bisa tidur semalaman mata
ku pun terasa berat untuk di buka, tapi mau gimana lagi aku harus melakukan
kewajibanku sebagai siswa untuk pergi bersekolah
Ternyata sesampainya di sekolah tepat di depan pintu kelas ku aku melihat
seorang wanita yang sedang berdiri di sana, aku tak sadar ternyata itu adalah
Steva tak tau kenapa mata ku pun langsung terbuka lebar walau pun mataku
terlihat merah.
“Hai Yuki, kok mata kamu merah ?” Steva menyambutku
“E...eh Steva, engga ko gapapa” jawabku lemas
“Hayo knapa ngomong ajah sama aku”
“Hehe aku kurang tidur semalam Stev ..”
“Loh aku kira abis telpon-an sama aku semalam kamu langsung tidur, pasti
mikirin cewe yahh hayo ngaku hahaha”
“Hahaha, tau ajah kamu Stev ?!” aku pun tak sadar mengatakan itu
“Hah ? Siapa Yuk ? kasih tau aku dong !”
“E..eehh engga, aku becanda ko” aku pun mengelak
Aku tak sadar mengatakan itu, hampir saja aku keceplosan mengatakan semuanya
kepada Steva tapi sebenarnya memang benar semalam aku tidak bisa tidur karena
sedang memikirkan seorang wanita yaitu Steva, tapi aku belum berani mengatakan
yang sebenarnya.
Aku pun beranjak ke tempat duduk ku, dan di sana sudah terlihat Denis yang sedang
duduk di bangkunya
“Yuk, knapa mata lo merah gitu ?? wahh abis ngintipin cewe yahhh ??” Randy
meledek ku
“Huuusss, enak ajah lo semalem gue ga bisa tidur niihhh gara-gara mikirin
Steva”
“Ciiieee, makin deket ajh lo sama dia kan udah gue bilang tembak ajah dia”
“Ya gue tau, tapi ga segampang itu juga kan itu semua perlu proses”
“Bener juga siiihh hehehe”
Bunyi bel tanda masuk di sekolah ku pun berbunyi sebentar lagi pelajaran di
sekolah akan segera berlangsung seperti biasa. Jam pertama di kelas ku adalah
pelajaran Sejarah, dan pelajaran itu terkenal sebagai pelajaran yang sangat
membosankan mungkin itu sama juga yang aku rasakan pada saat ini.
Hingga pelajaran itu berlangsung mata ku pun masih tetap terasa berat untuk
terbuka, suasana makin mendukung pada saat pelajaran Sejarah sedang
berlangsung. Tak terasa aku pun tertidur saat pelajaran hingga akhirnya guru
Sejarah yang sedang mengajar mengetahui aku sedang tertidur pulas di meja ku.
Dengan logat Medan nya guru itu membangunkan ku.
“Hey Denis, bangunkan teman sebelah kau itu yang sedang tertidur”
“Ehhhh Yuk! bangun, di panggil Pak Aror tuuhh”
Denis pun membangunkan ku dan aku langsung bangun sambil mengusap mata
ku yang dari tadi pagi sangat mengantuk
“Hey Yuki, berapa skor pertandingan Chelsea vs MU semalam ?”
“3-2 Pak, eehhh” aku pun menjawab reflaek pertanyaan dari Pak Aror
“HAHAHAHAHA” teman-teman di kelas ku pun tertawa semua tak luput Steva dan
Denis pun juga ikut menertawakan ku
“Sudah-sudah, cepat kau ke toilet dan kau cuci muka kau yang sangat lecek itu”
“Baik Pak ..”
“Jangan tertidur lagi kau di toilet”
“HAHHAHAHAHA” lagi-lagi teman-teman di kelasku tertawa akibat lelucon dari Pak
Aror
Dan aku pun pergi ke toilet dan langsung mencuci muka ku yang sangat mengantuk,
setelah mencuci muka aku langsung bercermin di kaca yang ada di toilet itu dan
aku berfikir, sepertinya wajah ku juga ga jelek-jelek banget dan gaya ku juga
lumayan keren, kenapa aku juga belum berani mengatakan dan mengungkapkan semua
perasaan ku pada Steva tapi aku juga berfikir dengan kata-kata yang aku ungkapkan
sendiri kepada Denis kalau semua itu perlu proses.
Tapi ada sebersit aku berfikir apakah
aku pantas untuk Steva ?? Kata-kata itu yang terus membayangi ku hingga aku
sampai di tempat dudukku di kelas. Semua yang aku pikirkan tadi hilang seketika
saat aku mulai konsentrasi ke pelajaran.
Sejak dari awal pelajaran di mulai aku sangat memikirkan apa yang sebenarnya
akan di ceritakan oleh Steva pada ku.
“Stev, sebenarnya kamu mau cerita apa sihh ??”
“Entar ajah ceritanya, masih belajar niihh !”
“Hmm, yaudah dehh entar pulang sekolah ikut aku ajah yahh ??”
“Mau ngapain ?”
“Udaaaahh, entar ikut aku ajh sekalian kamu ceritain masalah itu”
“Hmm, oke deeehh”
Tadinya aku mau mengajaknya untuk pergi ke
taman eman yang sangat idah di dekat komplek, untuk mengungkapkan
perasaan ku yang sebenarnya pada Steva, tetapi aku juga penasaran apa yang akan
di ceritakan pada ku.
Pada saat bell tanda pulang berbunyi aku langsung mengajak dan tak sengaja aku
menggandeng tangannya, setelah berapa detik aku baru menyadarinya.
Saat aku melihat ke arah Steva dia
pun terlihat tersenyum saat aku menggandengnya. Sungguh cantik wajah Steva saat
dia sedang senyum yang membuat aku semakin yakin aku akan mengatakan isi hati
ku hari itu juga.
Setelah sampai pada tempat tujuan, aku ko jadi gugup padahal sebelumnya aku
udah yakin banget untuk mengatakan ini semua. Seharusnya aku yakin ajah
suasananya pun udah meyakinkan banget. Yaudah deh aku buka pembicaraan ajah
dulu.
“Stev, emm..mmm”
“Kenapa Yuk ?? Ko kayanya gugup gtu ?”
“Ehh, ga jadi dehhh”
“Loh ko ga jadi ?”
“Kamu duluan ajah deeh, katanya kamu mau cerita”
“Ayo lah Yuki ngomong ajah, aku ga mau cerita kalo kamu blom cerita”
“Mulai dari pertama kali aku bertatap muka sama kamu, aku ngerasain ada
seseuatu yang beda. Setelah kita udah berteman selama lebih dari satu bulan ini
aku merasakan suka sama kamu.
Aku ga tau juga perasaan kamu ke aku
sama ato engga, aku ga berharep kamu juga suka sama aku dan bisa terima aku
tapi yang aku pengen kamu tau perasaan aku yang sebenarnya. Aku sayang Stev.”
“Loh ko jadi aneh yahh ?”
“Aneh knapa Stev ? Aku salah yah suka sama kamu ?”
“Bukan itu Yuki sayang, sebenarnya aku mau cerita kalo aku juga sayang dan suka
sama kamu yang kamu ceritain tadi juga yang mau aku ceritain ke kamu,
sebenarnya aku ga berani ngungkapin duluan semuanya ke kamu karena aku cewe ga
mungkin aku ngungkapin duluan ke kamu, ini ajah aku di paksa sama Denis untuk
mengungkapkan semuanya ke kamu, tapi kamu udah ngungkapin duluan ke aku
barusan.
Aku tuh selalu curhat sama Denis tentang
kamu. Tapi kamunya yang ga pernah respon perasaan aku. Aku juga sayang kamu
Yuki.”
“Loh jadi selama ini kamu deket sama sahabat aku toohh. Hmm, yaudah kan kita
udah tau perasaan masing-masing, kamu mau ga jadi pacar aku ??
”
“Iya aku mau jadi pacar kamu”
Betapa senangnya peraasan aku saat itu, ternyata selama ini Steva memiliki
perasaan yang sama dengan ku. Semua yang dia rasain juga sama yang aku rasaain
selama ini. Pada akhirnya aku bisa mendapatkan Steva untuk jadi pacar ku. Semua
ini tak terlepas dari sahabatku Denis yang bisa meyakinkan aku dan Steva untuk
mengungkapkan perasaannya masing-masing, memang dia sahabat yang baik, sahabat
yang bisa mengerti perasaan sahabatnya sendiri.
Keesokan
harinya aku berterima kasih kepada Denis, dia pun merasa senang atas hubungan
ku dengan Steva dan dia mengucapkan selamat pada ku. Semoga hubungan
persahabatanku pada Denis bisa berjalan lama dan baik. Selain itu juga semoga
hubungan ku dengan Steva dapat terjalin dengan baik juga, karena hubungan ku
dengan Steva berawal dari sebuah persahabatan yang tumbuh menjadi cinta
“SELESAI”